Drake Balik Lagi Menuntut UMG Untuk Fitnah
Foto DrakeDunia hip-hop lagi panas! Perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar yang awalnya hanya sebatas diss track kini berlanjut ke ranah hukum. Semua berawal dari lagu Not Like Us, di mana Kendrick menuduh Drake dengan sebutan “pedofil bersertifikat.” Nggak terima dengan tuduhan itu, Drake langsung menggugat Universal Music Group (UMG), label rekaman yang menaungi keduanya. Gugatan ini bukan cuma soal reputasi, tapi juga bisa jadi preseden besar di industri musik jika Drake menang.

Awal Mula Konflik

Perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar sebenarnya sudah lama terjadi, tapi mencapai puncaknya dengan rilisnya Not Like Us. Lagu ini bukan cuma jadi hits besar, tapi juga penuh kontroversi karena liriknya yang menyerang dia secara pribadi. Drake menganggap lagu ini merusak citranya dan menuduh UMG ikut bertanggung jawab karena membiarkan lagu itu dirilis tanpa sensor. Dia menuding UMG memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan finansial tanpa peduli dampaknya pada artis mereka sendiri.

Langkah Hukum Drake

Merasa dirugikan, dia lewat perusahaannya Frozen Moments LLC mengajukan gugatan hukum terhadap UMG di pengadilan New York. Dalam dokumen setebal 81 halaman, dia menuduh UMG telah:
  • Memanipulasi streaming lewat bot agar lagu Not Like Us lebih banyak didengar.
  • Menggunakan praktik payola, yakni membayar stasiun radio agar sering memutar lagu tersebut.
  • Memanfaatkan algoritma platform streaming untuk merekomendasikan lagu itu kepada pengguna yang mencari artis lain.
Menurut Drake, UMG bukan sekadar mendukung Kendrick Lamar sebagai artis mereka, tapi juga sengaja “memperalat” konflik ini untuk keuntungan finansial.

Weaponisasi Hukum untuk Membungkam Kreativitas?

Gugatan ini menuai perdebatan besar, terutama soal bagaimana hukum digunakan dalam industri musik. Sejumlah kritikus menganggap dia berusaha “memperalat proses hukum” untuk membungkam ekspresi kreatif seorang seniman. Jika Drake menang, ini bisa menjadi preseden yang berbahaya: apakah nantinya seorang musisi bisa menggugat label atau artis lain hanya karena merasa tersinggung oleh lirik lagu? Di dunia hip-hop, diss track adalah bagian dari budaya—dari Tupac vs Biggie sampai Jay-Z vs Nas. Jika kasus ini dimenangkan Drake, industri musik bisa menghadapi pembatasan kebebasan artistik yang lebih ketat, terutama bagi musisi yang mengandalkan lirik-lirik tajam untuk menyampaikan pesan mereka.

Respon UMG dan Reaksi Industri

UMG dengan tegas membantah semua tuduhan yang diajukan Drake. Dalam pernyataannya, mereka menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam manipulasi streaming atau praktik bisnis tidak etis. Mereka juga mengklaim bahwa gugatan ini hanyalah cara dia untuk menekan label dan membungkam Kendrick Lamar. Di sisi lain, beberapa artis dan pengamat industri melihat kasus ini sebagai contoh bagaimana label rekaman bisa memainkan peran besar dalam persaingan antar musisi. Ada dugaan bahwa UMG sengaja “membiarkan” konflik ini membesar karena tahu bahwa drama semacam ini justru bisa meningkatkan keuntungan mereka. Baca Juga: MF DOOM Baru Baru Ini Release Versi Baru Album MM..FOOD

Dampak Jika Drake Menang

Kalau gugatan ini dimenangkan oleh Drake, ini bisa membawa dampak besar di industri musik, seperti:
  • Sensor yang lebih ketat terhadap lirik lagu, terutama yang menyangkut konflik personal antar artis.
  • Label rekaman bisa lebih berhati-hati dalam merilis lagu diss, takut terkena tuntutan hukum.
  • Musisi mungkin akan lebih memilih jalur hukum daripada menyelesaikan perseteruan lewat musik.
Sebaliknya, jika UMG menang, ini bisa mengukuhkan posisi label rekaman sebagai entitas yang bisa bebas mengatur rilisan artis mereka, termasuk dalam konteks konflik antar musisi.

Kesimpulan

Kasus Drake vs UMG ini bukan sekadar konflik personal atau perseteruan biasa dalam hip-hop. Ini bisa menjadi titik balik dalam bagaimana industri musik menangani ekspresi kreatif, kebebasan berekspresi, dan praktik bisnis di era digital. Apakah ini bentuk pembungkaman kreativitas? Atau justru langkah penting untuk mengontrol manipulasi dalam industri musik? Semua mata kini tertuju pada pengadilan, karena keputusan dalam kasus ini bisa mengubah aturan main industri musik selamanya. Bagaimana menurut kalian? Apakah dia berhak menggugat? Atau ini cuma cara buatnya menang di luar panggung musik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *